Pages

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Sabtu, 30 November 2013

perbandingan



KISAH CINTA ANTARA BUMI DENGAN HUJAN >< KISAH CINTA ANTARA MANUSIA DENGAN MANUSIA

     Hujan. Hujan bisa turun kapan saja dan dimana saja. Tergantung Dia (Allah) yang mengaturnya. Tapi dimanapun dia diturunkan hujan tidak akan pernah menolak dan bumi juga tidak akan menolak akan turunnya hujan yang akan membasahi seluruh tubuhnya. Bahkan bisa dikatakan bumi menerima turunnya hujan dengan senang hati. Di saat Dia memerintahkan engkau (hujan) turun disini, disitu, dan disana pada jam ini, maka engkau akan langsung menerima perintah tersebut tanpa melihat bagaimana keadaan fisik bumi tersebut, dan bumi juga akan menerima engkau tanpa melihat fisik engkau, apakah engkau akan turun dengan rintikan hujan yang lembut, besar yang bisa membawa bencana atau engkau akan turun seperti gumpalan es yang sangat menyakitkan jika rintikan tersebut mengenai badan bumi. Dari sepucuk prolog diatas, dapat kita lihat bahwa rasa cinta antara hujan dengan bumi itu ikhlas tanpa melihat fisik masing-masing, dan bagaimana keadaannya. Jika hujan diperintahkan turun, dia akan langsung turun untuk menemui bumi. Dan bumi juga siap untuk menerima datangnya hujan tersebut.
Tapi kalau kisah cinta antara manusia dengan manusia, tidak semudah seperti kisah cinta antara hujan dengan bumi. Kalau Dia (ALLAH) menurunkan rasa cinta pada hati manusia dan meletakkan rasa cinta tersebut ke lawan jenisnya, pasti kebanyakan manusia di dunia ini tidak akan secara langsung mau menaruh hatinya ke hati orang lain tersebut. Karena kebanyakan manusia berfikir dua kali untuk mau menaruh hati/rasa cinta dari manusia tersebut ke manusia lain dengan mempertimbangkan beberapa hala yang dianggap baik untuk dirinya. Begitupun manusia satunya, dia juga tidak akan secara langsung mau menerima kehadiran hati dari manusia tersebut, karena dia juga akan mempertimbangkan hal-hal yang dianggap sesuai dengan hatinya.
Itulah sedikit cerita tentang perbedaan kisah cinta antara manusia dengan manusia dan kisah cinta antara hujan dengan bumi.
Ekzia

Minggu, 03 November 2013

koleksi lama



TIGA KERBAU YANG MALANG
                Dahulu kala ada sebuah cerita tentang nasib tiga kerbau yang ditinggal oleh kedua orang tuanya. Waktu itu, ada sebuah keluarga kerbau yang tinggal di dalam gua dan mereka hidup dengan bahagia. Gua tersebut merupakan satu-satunya rumah mereka untuk berteduh dari derasnya hujan, panasnya sinar matahari, dan hembusan angin yang sangat dingin. Mereka merupakan keluarga yang sangat cocok untuk menjadi teladan dalam hidup kita walaupun mereka hanya sekelompok hewan. Tapi dalam mengurus keluarga dan mendidik anak-anaknya, mereka tidak kalah dengan manusia yang mempunyai akala dan pikiran. Keluarga kerbau ini selalu bergotong royong dalam melakukan suatu pekerjaan.  Tapi setelah bertahun-tahun mereka hidup bersama dengan bahagia, tapi ada hari disaat mereka dilanda musibah. Yaitu ayah mereka meninggal. Ayah mereka meninggal saat sang ayah mencari makan dihutan. Tapi saying nasib buruk telah menimpa sang ayah. Sang ayah bertemu dengan seorang petani yang sedang mencari rumput di hutan. Kemudian petani tersebut memaksa sang ayah untuk ikut dengan petani tersebut. Sang ayah terus memberontak tapi apa daya, petani tersebut telah memanggil teman-temannya untuk membantu membawa kerbau tersebut sampai rumahnya. Akhirnya sang ayah pasrah, karena sang ayah berfikir, kalau sudah sampai dirumah petani, pasti petani tersebut akan merawatnya.  Dan suatu saat sang ayah akan melarikan diri. Sesampai dirumah, petani terebut memasukkan sang ayah tadi ke dalam kandang, dan sang ayah diberi makan banyak sekali. Di saat makan sang ayah menitihkan air mata, karena dia teringat dengan istri dan ketiga anaknya yang masih kecil. Dalam hati ayah berkata “ Tuhan, sedang apakah istri dan ketiga anak ku, apakah mereka sudah makan, atau mereka beluum makan karena mereka masih menunggu aku pulang. Semoga mereka sudah makan sama seperti aku”.
          Malam pun tiba, isteri dan ketiga anak nya merasa cemas dengan keadaan ayahnya yang sedang di luar sana. Kemudian anakk kerbau yang pertama bilang pada sang ibu, “ Ibu bagaimana kalau kita menyusul  ayah saja, aku takut kalau terjadi apa-apa dengan ayah.” Kemudian Ibu menjawab, “ nggak usah nak, ini sudah malam, pasti besok ayah mu juga pulang. Akhirnya anak pun mematuhi perkataan ibunya. Ya sudah ssekarang kalian tidur saja. Besok siang kalau ayahmu belum pulang baru kita mencarinya, ya. Ya.. buu!!  Di pagi hari yang cerah, petani datang ke kandang sang ayah, dan membangunkan sang ayah. Beberapa saat kemudian ayah bangun. Kemudian petani tersebut menggiringnya ke luar kandang. Dan setelah sang petani sampai di pekarangan belakang rumah ayah pun terkejut, karena di pekarangan tersebut terdapat banyak orang, dan ada satu orang yang membawa golok. Dia sudah mengira kalau dia akan di sembelih.  Sang ayah pun menangis, karena dia belum sempat berpamitan dengan isteri dan ketiga anaknya kalau dia akan meninggalkan mereka untuk selamanya. Akhirnya saat itu pun tiba sang ayah disembelih oleh petani yang jahat itu, akhirnya sang ayah menghembuskan nafas terakhirnya dengan menitihkan air matanya.
                   Sang isteri dan kketiga anaknya telah bersiap-bersiap untuk mencari ayah. Tapi baru beberapa mereka melangkah burung gagak datang dan memberitahu mereka bahwa ayah mereka telah meninggal, kerena disembelih oleh petani, yang rumahnya di sebelah hutan ini. mereka pun tidak ppercaya dengan perkataan burung gagak tersebut, akhirnya mereka memutuskan untuk melihat sendiri apakah benar yang dikatakan burung gagak tersebut. Mereka semua berlari kencang sambil  menangis dan memanggil ayah.  Setelah mereka sampai di rumah petani tersebut mereka terkejut karena mereka tidak percaya bahwa petani tersebut sangatlah tega untuk membunuh sang ayah yang hanya digunakan untuk mengisi perut dan memenuhi nafsu mereka untuk memangsa seekor kerbau. Akhirnya Mereka pun pulang dengan perasaan yang sangat sedih dan mereka merasa sangat kehilangan.. atas kepergian sang ayah.

1tahun kemudian
Setelah 1th ditinggal ooleh sang ayah, kini 3anak kerbau tersebut sudah beasar, sehingga mereka sudah bisa mencari makan sendiri dan bisa membantu ibunya. di pagi hari sang ibu berpamitan kepada tiga anaknya untuk pergi mencari makan, dan mungkin ibu akan kembali di sore hari. Kemudian 3 anak kerbau tersebut mengantarkan ibunya sampai di pintu depan goa. Sebelum ibu pergi sang ibu berpesan jangan membukakan pintu sebelum ibu datang. Nanti di saat ibu datang ibu akan mengetuk pintu ini dengan menggunakan tanduk ibu sebanyak tiga kali. Kalian tahu kan bagaimana suara tanduk ini jika tanduk ini di ketukkan ke benda yang keras seperti pintu gua ini. 3 anak kerbau tersebut menjawab ya buk, kami mengerti. Ingat jangan membuka pintu kalau suara tersebut bukan suara tanduk ibu. Siiap bukk..!! kemudian tiga anak tersebut masuk ke dalam goa, dan mengunci pintu goa tersebut. Tapi lagi-lagi nasib baik tidak berpihak kepada keluarga kecil kerbau tersebut. Ternyata saat ibunya berpesan di pintu depan goa, ada beberapa petani yang menguping pembicaraan mereka saat mereka berada di pintu depan.
          Petani-petani itu berkata, “ hei teman-teman, bagaimana kalau kita tangkap ketiga kerbau tersebut nanti ditambah lagi dengan ibunya, gimana? Oke itu lebih bagus, jadi kita bisa berpesta ria makan daging kerbau. Tapi bagaimana cara kita menangkap 3anak kerbau tersebut, mereka kan tidak akan membuka pintu kalau bukan ibunya yang membukakan pintu. Ditambah lagi tanda kalau ibunya datang dia akan mengetuk pintu dengan tanduknya sebanyak 3kali. Tenang kita kan juga punya tanduk dari kerbau yang kita mangsa kemarin. Ooo ya.. bener kita kan juga punya tanduk kerbau jadi kita bisa langsung mendapatkan tiga kerbau itu bahkan 4 sekaligus sekalian ibunya. hehe .!! oke sekarang langsung lets go!! Akhirnya petani-petani itu langsung memulai rencananya tadi. Dan mereka langsung mengetukkan tanduk sebanyak tiga kali. Setelah petani itu mengetukkan tanduk tersebut akhirnya tiga anak kerbau tersebut terkecoh, untuk membuka pintu. Tapi salah satuanak dari kerbau tersebut mengatakan, kenapa ibu datangnya cepet banget ya… kan kalau cari makan itu susah. Anak satunya lagi bilang mungkin ibu lagi beruntung jadi ibu bisa pulang cepet, bukannya malah bagus kalau ibu pulang cepet, jadi kita kan nggak perlu nunggu lama untuk makan. Dan yang palingpenting tentang rahasia kode kalau ibu pulang kan yang tahu cumin kita dan ibu. Apalagi tanduk itu suaranya sama, dan diketukkan tiga kali. Siapa lagi coba kalau bukan ibu?? Betul nggak???? Ya sih. Ya udah deh buka deh pintunya. Akhirnya mereka membukakan pintu goa itu. Dan setelah mereka membukakan pintu goa mereka terkejut bahwa yang ada dihadapan mereka bukanlah ibunya tapi petani-petani yang membunuh ayah mereka. Mereka langsung memberontak, tapi apa daya mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Kemudian petani-petani itu membawa mereka ke rumah untuk dijadikan hidangan besok malam. Sebelum mereka pergi mereka menuliskan sebuah pesan untuk sang ibu “mereka berpesan bahwa mereka telah membawa tiga anaknya ke rumah mereka untukdijadikan hidangan makan malam besok, dan apabila sang ibu pengen anaknya kembali maka hari ini pun sang ibu harus datang untuk menjemput tiga anaknya tersebut.
Malam hari.
          Malam hari pun telah datang dan ibu memberikan kode kepada tiga anaknya supaya mereka membuakakan pintu. Setelah hampir 15menit ibu mengetuk pintu tapi nggak ada jawaban sama sekali sangibu langsung panic dan langsung membuka pintu ternyata pintu tersebut sudah tidak terkunci. Ibu langsung masuk dan memanggil-memanggil ketiga anaknya tersebut. Tapi tak ada jawaban apapun dari mereka. Ibu pun langsung panic untuk mencari mereka. Akhirnya sang ibu langsung pergi ke hutan untuk mencari 3 anaknya yang hilang itu. Di tengah-tengah perjalanan, ada sekelompok orang yang menghadang sang ibu. Kemudian sang ibu bertanya, mau apa kalian ? sekelompok orang tersebut ganti memberikan pertanyaan, apakah kamu mencari 3 anak mu yang hilang? Sang ibu langsung kaget mendengar pertanyaan sekelompok orang tersebut, sang ibu langsung menjawab “ kalian tahu dimana anak-anak ku? Sekelompok orang tersebut menjawab, “ anak kamu ada di kami, kamu mau apa? Sambil menangis Ibu pun mengatakan, lepaskan anak-anak ku, mereka tidak bersalah, mereka pun juga tidak pernah mengganggu kalian semua. Apakah kalian belum puas mengambil suamiku? Kalian memang manusia yang tidak beradab, kalian semua tidak punya hati. Lepaskan anak ku !! nggak, kita nggak bakal melepaskan anank mu. Kita bakal nglepasin anak mu tapidengan satu syarat. Apa syaratnya?? Syaratnya, kamu harus mau menggantikan posisi anak-anak mu yang akan di masak besok untuk hidangan acara pesta. Bagaimana? Dengan perasaan yang tidak karuan, ibu pun langsung menjawab iya. Karena ibu nggak mau anak-anaknya yang tidak mengetahui apapun itu menjadi korban dari manusia-manusia yang tidak punya hati ini. akhirnya sekelompok orang tersebut langsung membawa sang ibu ke salah satu rumah dari sekelompok orang tersebut untuk di amankan sampai waktu penyembelihan besok. Sebelum berangkat sang ibu meminta untuk melihat anaknya dilepaskan. Sekelompok orang tersebut memenuhi permintaan sang ibu. Tapi sang ibu tidak boleh menemui sang anak dia hanya boleh melihat dari jauh. Terpaksa ibu pun mengikuti kemauan mereka, supaya anaknya selamat. Akhirnya sekelompok orang tersebut melepaskan ketiga anak kerbau tadi. Ketiga anak kerbau tersebut bingung dan mereka bertanya kenapa kalian melepaskan kami? Apakah kalian sudah menemukan kerbau yang lebih besar dari kami? Orang tersebut hanya menjawab “iya”. Dengan hati yang sangat gembira mereka sangat-sangat berterima kasih kepada orang tersebut karena sudah mau melepaskan mereka, dan dengan harapan penuh mereka bisa berkumpul kembali dengan sang ibu . mereka pun langsung bergegas menuju ke rumah mereka. Sampai dirumah mereka gembira sekali, tapi mereka merasa ada yang kurang karena ibu belum datang. Kerbau tertua mengatakan “ udah kita tidur aja, besok ibu juga pulang, mungkin ibu mencari makanannya banyak, jadi dia kan pulang terlambat.
Keesokan hari,
          Pagi telah tiba, mereka pun telah terbangun, dan mereka berfikir kenapa sang ibu belum pulang? Akhirnya mereka menunggu sampai siang. Setelah ditunggu sampai siang dan ibu juga belum kunjung datang, akhirnya mereka memutuskan untuk mencari sang ibu. Setelah sekian jauh mereka berjalan menyusuri jalan, mereka pun melihat sekumpulan orang yang sangat ramai, dan kerumunan itu terlihat seperti orang yang sedang menyaksikan sesuatu. Karena penasaran mereka pun mencoba untuk mendatangi kerumunan itu. Setelah sampai di kerumunan itu, mereka melihat seekor kerbau yang akan disembelih. Setelah lebih dekat mereka melihat, mereka pun terkejut karena kerbau yang mereka lihat adalah ibu mereka yang mereka cari-cari dari tadi. Mereka pun langsung menangis, dan memanggil-memanggil ibu. Ibu mengatakan “wahai anakku jangan lah engaku menangis, mungkin ini sudah takdirku untuk meninggalkan kalian, dan membiarkan kalian hidup dengan mandiri”. Nggak bu, kami nggak akan bisa hidup tanpa ada ibu di samping kami. Sambil menangis mereka pun memohon kepada orang-orang tersebut untuk melepaskan sang ibu. Olong lepaskan ibu kami, kami tidak akan bisa hidup tanpa ada ibu disamping kami.. apakah kalian belum puas setelah membunuh ayah ku?? Dasar kalian semua manusia tidak punya hati. Akhirnya sekelompok orang tersebut menyeret tiga anak kerbau tersebut untuk pergi dari kerumunan itu. Ibu pun berteriak jangan pernah menyakiti anak-anakku. Tiga kerbau pun terus menangis dan terus berteriak memanggil “ibu, Ibu, lepaskan ibu kami. Ibu pun menangis kemudian ibu berkata sudah lakukan saja apa yang ingin kalian lakukan terhadapku, tapi ingat jangan pernah menyakiti anank-anakku. Dan jangan pernah lagi kalian memburu bangsa kami atau hewan yang lainnya hanya untuk kepentingan kalian. Memang benar kami diciptakan untuk memenuhi kebutuhan kalian, tapi bukan untuk memnuhi kebutuhan yang hanya mengenyangkan perut kalian, dan untuk memenuhi nafsu kalian untuk memburu kami. Akhirnya salah satu orang dari sekelompok tersebut langsung menyembelih sang ibu. Dalam hati ibu berdkata, nak, janganlah kalian bersedih, karena ini sudah menjadi kewajiban ku sebagai orang tua dari kalian.  Dan kalian jangan khawatir, walaupun aku tidak ada diunia ini dan tidak bisa mengawasi kalian secara langsung, tapi aku dan ayah mu akan mengawasi kalian dari atas sana. Berbahagialah anak-anakku. Ibu pun menghembuskan nafas terakhir sambil menitihkan air mata.
Seminggu setelah kepergian ibu, mereka masih bersedih memikirkan sang ibu. Mereka berpikir kenapa hal ini harus terjadi di keluarga mereka, kesalahan apa yang pernah dibuat orangtuanya sampai-sampai kedua orang tuanya harus mati dengan cara yang sama dan pada orang yang sama. Karena mereka sadar bahwa hidup harus terus berlanjut akhirnya mereka memutuskan untuk memulai kehidupan yang baru walaupun tanpa ayah dan ibu, dan mereka juga memtuskan untuk pegi dari hutan tersebut. Karena mereka tidak mau hal yang menimpa kedua orang tuanya tersebut terulang, yang akan membuat mereka kehilangan anggota keluarganya lagi.
The End :)

Senin, 04 Maret 2013

cerpen


sinopsis
Dua rembulan satu matahari
          Dalam cerpen ini menceritakan tentang kisah cinta dua orang cewek yang memperebutkan  satu laki-laki. Mereka dulu bersahabat tapi karena mereka menyukai cowok yang sama, maka hubungan persahabatan mereka sedikit kurang baik. Sampai suatu saat mereka bertengkar hebat gara-gara cowok tersebut. Tapi pada akhirnya diantara mereka berdua tidak ada yang bisa mendapatkan hati cowok tersebut. Karena pada akhirnya sang cowok sudah menaruh hatinya pada cewek lain. Dari kejadian ini lah dua cewek itu kembali berteman lagi. Karena mereka saling menyadari bahwa pertengkaran untuk memperebutkan hati cowok tersebut sudah tidak ada artinya lagi. Dari sini juga mereka membuat perjanjian, jika suatu saat mereka suka pada laki-laki yang sama maka mereka tidk akan bersikap kekanak-kanakan lagi seperti kemarin. Mereka akan bersaing secara sehat, dan mereka akan menyerahkan semuanya pada laki-laki itu untuk menentukan siapakah yang akan dipilih diantara mereka berdua.


Eka Khoirotu Ziarohmah :)